Pola Bangunan Permukiman
Bentuk dan pola permukiman di
Desa Kanie pada umumnya terdiri dari dua yakni secara linear mengikuti pola
jalan eksisting dan berbentuk cluster, beberapa rumah tampak menyebar dan ada
yang berkumpul dalam sebuah titik sehingga mengakibatkan kepadatan yang cukup
sesak jika dilihat secara visual. Di dalam
deliniasi kawasan kumuh (prioritas) juga terdapat beberapa rumah yang tidak
menghadap jalan.
Kepadatan Bangunan
Jarak antar bangunan
didefinisikan sebagai jarak antar bangunan (rumah) satu dengan bangunan lainnya
diperlukan sebagai tindak mitigasi bencana jika sewaktu-waktu terjadi, dan
sekaligus memberikan ruang untuk resapan air tanah, sirkulasi udara, pencahayaan
serta
estetika dalam segi arsitektur dan mencegah tejadinya kepadatan
bangunan yang berlebih.
Kepadatan bangunan di Desa Kanie umumnya berada di kisaran Antara 10 s/d 31 unit/Ha yang
tergolong rendah. Jumlah
total bangunan 675 Unit. Sedangkan jarak rata-rata antar rumah terutama di
kawasan permukiman kumuh ± 1-1,5 meter.
Tabel
2.13. Kepadatan bangunan di Desa Kanie
No
|
RT/RW
|
Luas
permukiman ….Ha
|
Jumlah
total bangunan ……unit
|
Tingkat
kepadatan bangunan …..unit/Ha
|
1
|
RT 001 RW 001 DUSUN 1
|
5,68
|
87
|
15,32
|
2
|
RT 001 RW 002 DUSUN 1
|
7,58
|
80
|
10,55
|
3
|
RT 001 RW 003 DUSUN 1
|
2,19
|
69
|
31,51
|
4
|
RT 001 RW 004 DUSUN 1
|
3,69
|
72
|
19,51
|
5
|
RT 001 RW 001 DUSUN 2
|
5,06
|
64
|
12,65
|
6
|
RT 002 RW 001 DUSUN 2
|
5,14
|
105
|
20,43
|
7
|
RT 001 RW 002 DUSUN 2
|
4,67
|
75
|
16,06
|
8
|
RT 002 RW 002 DUSUN 2
|
7,19
|
123
|
17,11
|
Jumlah
|
Sumber : Hasil Pemetaan Swadaya
TIPP-BKM Kamase-Kanie, 2016
Kondisi Keteraturan Bangunan
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan selama Baseline kondisi
bangunan yang ada di Desa Kanie dapat dikatakan bervariasi, baik itu dari jenis
material yang digunakan, Jumlah lantai hingga pada jenisnya. Tetapi umumnya
rumah-rumah yang ada berbentuk rumah panggung yang berciri khas bugis dengan
menggunakan material dari kayu. Jika ditemui bangunan permanen yang berlantai
batu biasanya peruntukannya ditujukan sebagai permukiman.
Kajian terkait dengan keteraturan
bangunan memuat beberapa pertanyaan yakni:
A. Bangunan
hunian memiliki AKSES LANGSUNG ke jalan yang mempunyai lebar badan jalan
minimal 1.5 meter dan tidak terhalang oleh bangunan lain,
B.
POSISI MUKA bangunan hunian
menghadap jalan dengan lebar badan jalan minimal 1.5 meter,
C. Posisi
bangunan hunian langsung menghadap sungai/laut/rawa/danau dan/atau TIDAK berada
di atas sungai/laut/rawa/danau,
D. Bangunan
hunian berada di daerah buangan limbah pabrik atau di bawah jalur listrik
tegangan tinggi (sutet).
Tabel 2.14. Kondisi
Keteraturan Bangunan di Desa Kanie
No
|
RT/RW
|
Jumlah
Keteraturan Bangunan Hunian
|
Persentase
Keteraturan Bangunan Hunian
|
1
|
RT 001 RW 001 DUSUN 1
|
61
|
74%
|
2
|
RT 001 RW 002 DUSUN 1
|
24
|
38%
|
3
|
RT 001 RW 003 DUSUN 1
|
27
|
52%
|
4
|
RT 001 RW 004 DUSUN 1
|
37
|
58%
|
5
|
RT 001 RW 001 DUSUN 2
|
38
|
68%
|
6
|
RT 002 RW 001 DUSUN 2
|
26
|
25%
|
7
|
RT 001 RW 002 DUSUN 2
|
47
|
69%
|
8
|
RT 002 RW 002 DUSUN 2
|
58
|
54%
|
Jumlah
|
318
|
53%
|
Sumber : Hasil Pemetaan
Swadaya Tahun 2016).
Kondisi Fisik Bangunan
Berdasarkan hasil pendataan/PS, kondisi bangunan yang ada di Desa Kanie dapat dikatakan
bervariasi, baik itu dari jenis material yang digunakan, Jumlah lantai hingga
pada jenisnya. Tetapi umumnya rumah-rumah yang ada berbentuk rumah panggung
yang berciri khas bugis dengan menggunakan material dari kayu. Selain berbentuk
panggung juga berbentuk permanen dan semi permanen, kondisi atap, dinding dan
lantainya bervariasi, atap yang bocor dan tidak bocor, dinding terluas rusak
atau tidak rusak, dan lantai tanah atau bukan.
Begitu juga dengan bentuk dan pola permukiman di Desa Kanie pada
umumnya terdiri dari dua yakni secara linear mengikuti pola jalan eksisting dan
berbentuk cluster, beberapa rumah tampak menyebar dan ada yang berkumpul dalam
sebuah titik sehingga mengakibatkan kepadatan yang cukup sesak jika dilihat
secara visual. Di dalam deliniasi kawasan kumuh (prioritas) juga terdapat
beberapa rumah yang tidak menghadap jalan.
Gambar 2.24 :
Kondisi Fisik Bangunan
Tabel
2.15. Kondisi Fisik Bangunan di Desa Kanie
No
|
RT/RW
|
Jumlah
Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥
7,2 m2 per orang
|
Persentase
Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥
7,2 m2 per orang
|
Jumlah
Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai persyaratan
teknis
(RT) |
Persentase
Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai persyaratan
teknis
(%) |
1
|
RT 001 RW 001 DUSUN 1
|
81
|
99%
|
59
|
72%
|
2
|
RT 001 RW 002 DUSUN 1
|
59
|
92%
|
52
|
81%
|
3
|
RT 001 RW 003 DUSUN 1
|
52
|
100%
|
49
|
94%
|
4
|
RT 001 RW 004 DUSUN 1
|
56
|
88%
|
39
|
61%
|
5
|
RT 001 RW 001 DUSUN 2
|
45
|
80%
|
38
|
68%
|
6
|
RT 002 RW 001 DUSUN 2
|
89
|
85%
|
85
|
81%
|
7
|
RT 001 RW 002 DUSUN 2
|
56
|
82%
|
57
|
84%
|
8
|
RT 002 RW 002 DUSUN 2
|
97
|
90%
|
82
|
76%
|
Jumlah
|
535
|
89%
|
461
|
77%
|
Sumber : Hasil Pemetaan Swadaya Tahun 2016
0 komentar: